Home » » Review Film Horor: Insidious (2011)

Review Film Horor: Insidious (2011)

Written By Mimin on Friday, August 23, 2013 | 1:18 AM

Akhirnya, saya menonton juga film horor Insidious (2011) setelah cerita saya ngubek-ngubek internet beberapa hari lalu. Tepatnya kemarin saya nontonnya. Ini salah satu film James Wan juga. Sewaktu film hasil mengunduh di IDWS mulai diputar, rasa penasaran segera menjalari seluruh tubuh saya. Soalnya, saya teringat hasil reviews di internet yang menyebutkan kalau Insidious sangatlah menarik dan layak untuk ditonton. Sayangnya, hasil unduhan film yang menceritakan tentang rumah yang dihuni oleh pelbagai macam hantu ini tidak sedemikian bagus. Burek-burek gitu gambarnya. Hal ini tentu saja membuat saya hopless -- yah... Namun, begitu saya putar dari awal -- berharap gambar burek-burek itu hilang -- file itu mulai bagus -- tidak burek-burek. Inti film pun saya dapatkan.

Cover film horor Insidious (2011)
Dikisahkan dalam film Insidious sebuah keluarga yang terdiri dari suami istri yang memiliki tiga orang putra menempati rumah baru mereka. Keanehan-keanehan dalam rumah itu mulai ditunjukan pada awal cerita di mana buku-buku yang telah dirapikan di rak oleh sang istri kemudian berjatuhan sendiri. Dan anaknya yang paling besar bertemu dengan sesosok makhluk di loteng -- (tidak ditampakkan) tapi saya tahu, karena si bocah kemudian berteriak-teriak. Dan bocah ini kemudian mengalami koma.

Ternyata bocah tersebut bukan mengalami koma biasa, melainkan mengalami perjalanan ke dunia astral. Kalau di Indonesia, istilah yang mendekati adalah "rogo sukmo". Jadi, sukma (jiwa/nyawa) manusia melakukan perjalanan menembus dunia sana. Dalam hal ini, jiwa bocah tersebut tersesat di sana. Sehingga ia mengalami koma. Kemudian, ayahnya, yang dibantu oleh seorang cenayang wanita harus pergi ke sana untuk menjemput anak yang disayanginya.

Hal seperti itu membuat kondisi menjadi tidak stabil. Ditinggalkannya tubuh oleh pemiliknya membuat para penghuni dunia sana hendak masuk untuk menggunakannya. Terjadilah goncangan (sepertinya ini klimaks dari cerita) antara dunia sana dan dunia manusia. Sehingga ayahnya yang masuk dunia sana harus cepat-cepat kembali ke dunia manusia sebelum tubuhnya dimasuki oleh makhluk-makhluk dari dunia sana. Akankah film menyuguhkan ending yang bagus atau yang buruk untuk penontonnya?

Oke, saya akan menjelaskannya. Jadi, ternyata si bocah yang tersesat ke dunia sana itu berhasil diselamatkan. Sementara, ayahnya yang bertemu dengan nenek tua pembawa lilin tidak berhasil kembali ke dunia sana. Namun, anehnya sang ayah berhasil membuka matanya. Dan huru-hara dunia sana dengan dunia manusia segera berhenti.

Semua orang senang. Termasuk termasuk saya sebagai penonton. Namun, ada kejutan lain di akhir cerita. Ternyata yang masuk kembali ke tubuh sang ayah bukanlah jiwanya, melainkan jiwa nenek pembawa lilin. Di mana, akhirnya dia dalam wujud ayah membunuh si cenayang.

Terlepas dari unsur bagus-jeleknya cerita, ada yang menjadikan film ini lebih dibanding horor yang pernah saya tonton -- selain SAW tentunya ahahaha, saya jijik soalnya.

Pertama, angle pengambil gambarnya kayak komik. Sepertinya hal ini disengaja untuk membuat efek yang sedikit mengejutkan bagi penonton.

Kedua, suara memang kurang maksimal terdengar di sini. Musik hingar-bingar pun tidak disetel. Tapi, begitu hantu muncul, efek kejut suara pastilah membuat kaget.

Ketiga, seperti yang saya baca di internet bahwa cerita Insidious adalah klasik. Saya sependapat dengan pernyataannya. Karena saya melihat ada beberapa bagian yang mirip dengan film horor lainnya, yaitu "Poltergeist" (1982). Ada cenayang. Ada perjalanan masuk ke dunia sana. Perbedaannya Poltergeist tidak menampilkan dunia sana secara terang benderang. Namun itu sempat membuat saya takut nonton film itu waktu SMP. Terbayang-bayang maksudnya ^_^

Keempat, teman saya bilang begini di Twitter:

Terang saja dia tidak takut. Untuk usianya yang masuk kepala tiga agak sedikit aneh apabila dia takut menonton film seperti ini. So? Jelas yang takut menonton film ini adalah anak-anak. Saya juga sempat takut nonton film Alien waktu SMP. Waktu SD saya juga takut tuh nonton film badut alien yang kerjaannya nyedot darah orang-orang.

Dan komentar saya dengan film ini cukup menarik.[]

0 comments:

Post a Comment