![]() |
Credit: Tribunnews.com |
Hampir bisa dikatakan serial dokumenter ini akan menjadi paparan dokumenter khas National Geographic Channel yang sangat menarik. Tak hanya itu, keakuratan fakta dan data selalu dikedepankan dengan pengambil gambar dramatis, pendekatan personal, rasa penasaran sekaligus adventurous, investigasi kontemporer, dan kumpulan kisah misteri berdasarkan riset mendalam.
Serial I Wouldn't Go In There didanai National Geographic Channel Asia yang diproduksi InFocus Asia atas dukungan Media Development Authority of Singapore. Dengan tujuan untuk membuat produksi asli Asia dengan cita rasa lokal.
Lebih dari 6 bulan dihabiskan untuk menggarap musim pertama produksi serial di 10 negara berbeda. Lokasi-lokasi yang dijadikan dokumenter ini adalah sebuah sekolah terbengkalai di Hongkong, reruntuhan kota tua di Thailand, dan bekas penjara di Taiwan.
"Kami sangat antusias untuk menghadirkan I Wouldn't Go In There untuk pemirsa di Asia. Kedepannya, kami ingin menghadirkan beberapa program tambahan yang diproduksi di negara-negara asal legenda-legenda ini," tukas Mark Francis (Vice President of Production and Development (Asia-Pacific) for FOX International Channels).
Dia menambahkan bahwa I Wouldn't Go In There merupakan ide segar yang dikembangkan secara internal di saluran televisi kami. Meskipun berbumbu horror yang tak masuk akal, namun program ini mengedepankan fakta-fakta yang dikemas dengan gaya kontemporer, stylish, dan disesuaikan dengan pecinta petualangan di seluruh dunia. "Kami percaya, program ini mampu menciptakan angin segar pada kisah misteri popular dan sejarah khas National Geographic Channel," katanya.
I Wouldn't Go In There akan ditayangkan serempak di National Geographic Channel mulai Jumat, 23 Agustus 2013 jam 10:00 pm (waktu Hong Kong) dan tayangan episode ganda di Asia Tenggara. Setiap episode baru ditayangkan Jumat pukul 23:00 WIB. Informasi lebih lanjut seputar acara, buka laman www.facebook.com/NGCasia.
(lpap)
0 comments:
Post a Comment